Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Artinya: “123. (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong[353] dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
124. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.
125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (An-Nisa: 123-125).
Kita mengetahui, banyak dan bermacam amalan ibadah kepada Allah. kita harus memulai dari yang terpenting dan paling dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala.
Yang paling Allah sukai adalah amalan wajib sebelum amalan amalan sunnah. Mendahulukan rukun islam yang lima sebelum yang lainnya.
Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu, nabi salallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
ان الله قال: من عادى لي وليا فقد أذنته بالحرب، وما تقرب الي عبدى بشيء أحب الي مما افترضت عليه، وما يزال عبدي يتقرب الي بالنوافل حتى أحبه، فاأذا أحببته كنت سمعه الذى يسمع به، وبصره الذى يبصر به، و يده الذى يبطش بها، ورجله التى يمشى بها، وان سألني لأعطينه، ولئن استعاذني لأعيذنه. (رواهالبخارى)
Artinya: “Sesungguhnya Alah telah berfirman: Siapa yang memusuhi waliKu, maka aku telah mengumumkan perang dengannya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaKu yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara perkara yang sunnah di luar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya dan jika Aku telah mencintainya. Maka Aku adalah pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk memukul, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada Ku, niscaya akan Aku berikan dan jika ia meminta perlindungan dari Ku niscaya akan Aku lindungi” (HR. Bukhari)
Juga dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu, bahwa Nabi salallahu alaihi wassalam bersabda:
من أصبح منكم اليوم صاءما؟ قال أبو بكر: أنا، قال: فمن تبع منكم اليوم جنازة؟. قال أبو بكر: أنا، قال: فمن أطعم منكم اليوم مسكينا؟. قال أبو بكر: أنا، قال: فمن عاد منكم اليوم مريضا؟. قال أبوبكر: أنا، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما اجتمعن في امرئ الا دخل الجنة.
Artinya: “Siapa diantara kalian yang hari ini berpuasa?. Abu Bakar berkata: Saya. Rasulullah bertanya: Siapa diantara kalian yang hari ini mengantar jenajah?. Abu Bakar menjawab: Saya. Rasulullah bertanya: Siapa diantara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?. Abu Bakar menjawab: Saya. Rasulullah bertanya: Siapa diantara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?. Abu Bakar menjawab: Saya. Maka Rasulullah bersabda: Tidaklah berkumpul perbuatan ini pada seseorang kecuali ia dimasukkan syorga” (HR. Muslim)
Jamaah jumat yang saya hormati.
Ketahuilah, sebaik baik amalan adalah amalan hati. Mensucikannya dari kotoran kotoran syirik, riya dan ujib takabur. Hadapkanlah hati kepada-Nya yang maha pencipta dengan kecintaan, pengagungan, khauf (perasaan takut) dan raja (pengharapan).
Sabda Nabi salallahu ‘alaihi wassalam:
ان الله لا ينظر الى صوركم، ولكن ينظر الى قلوبكم وأعمالكم (رواه مسلم)
Artinya: “sesungguhnya Allah tidak melihat rupa kalian, tetapi melihat hati dan amal kalian” (HR. Muslim).
Dan sabdanya:
ان في الجسد مضغة, اذا صلحت صلح الجسد كله, واذا فسدت فسد الجسد كله, ألا وهي القلب (رواه البخاري ومسلم).
Artinya: “Sesungguhnya dalam hati ada segumpal darah, jika (segumpal darah ini) baik, maka baiklah seluruh jasad. Dan jika rusak, rusaklah seluruh jasad. Dia adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu sebaik baiknya amalan pada hari hari ini adalah tahlil dan takhbir.
Dari ibnu Umar radiallahu anhuma, Rasulullah bersabda:
ما من أيام أعظم عند الله سبحانه ولا أحب اليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر، فأكثروا فيهن من التهليل و التكبير و التهميد (رواه أحمد)
Artinya: “Tiada hari lebih agung di sisi Allah, dan tiada amal (ibadah) lebih dicintai padanya dari hari sepuluh (dzul hijjah). Maka perbanyaklah tahlil (mengucap; ‘laa ilaha illallah’), takbir (Allahu akbar) dan tahmid (alhamdulullah). HR. Ahmad
Bersambung….