Pak Haji, anak maun judi!” lapor tetangga ke Pak Haji.
“Yaa Allah, judi itu Haram!” Bentak Pak Haji, berkacak pinggang.
“Tapi Pak Haji, Anak Pak Haji menang” Tukas anak tetangga Pak Haji.
Sambil menengadahkan tangan Pak Haji pun berucap;
“Alhamdulillah”….
********
Ya ini hanya anekdot, saya pertama dengar suatu ketika KH Zainudin MZ berceramah lewat radio pada suatu pagi. Betapa lucu juga ironi. Ya lucu, tapi tak bisa sekedar menikmati kelucuan itu. Ada ironi yang semestinya membuat kita terhenyak.
Kita mengenal apa yang disebut dengan idealisme. Apa idealisme?
Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa (Plato), jadi pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal yang materi dan fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh, budi, diri, pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan materi. wikipedia.org
Setidaknya demikian wikipedai mendeskripsikan idealisme. Idea memang ada dalam jiwa. Sesuatu yang abstrak yang tidak dapat diraba oleh tangan, atau tercium olah indera penciuman. Seperti halnya prinsip, ilham, pendirian. Kasat mata. Tapi wujud dari idea itu dapat terlihat dari gerak langkah dan ucapapan sang pemilik idea. Sauatu yang abstrak ini menjadi dasar pendorong, motivasi, yang mengenyahkan, melawan segala bentuk yang bertentangan dengan idea.
Idea memang tak tumbuh tanpa sebaba. Dia berawal dari benih yang terus disemai, dapat tumbuh kokoh, atau kemudian layu, hilang bersih tanpa bekas.
Bermacam-macam pulalah idealisme ini, tergantung idea apa yang ditanam. entah itu kapitalis, libralis, marxis dll.
Idea ini tak kasat mata, tapi jika ia ada, akan ia dobrak segalanya.