Home Jurnal-bebas EenJuoy Aaza

EenJuoy Aaza

1860
4

istiqgraduatedSelalu ada yang bisa diceritakan dalam kehidupan ini. Dari cerita yang bisa membuat senyum berkembang atau malah loncat loncat saking senengnya. Ada juga yang bikin BeTe abis. Salah satunya ini neeh.

Ceritanya gene. Salah satu program FKMI (Forum Komunikasi Mahasiswa Al-Iman) adalah rihlah. Mmm, untuk tahun ini tujuannya Mahwit ma Kawkaban. Mahwit adalah sebuah gunung tertinggi di Yaman. Sedangkan Kawkaban sama juga seperti Mahwit yaitu gunung tinggi. Yang membedakannya, Kawkaban seperti gunung yang hidup. Gunung ini walau berada di daratan yang notabene batu, debu dan pasir, tetapi ditumbuhi pepohonan hijau.

Pagi kamis 18/12/2008, kami dengan menggunakan 3 bis Jamiah/Kampus berangkat. Jumlah yang ikut sekitar 100 orang, plus beberapa mahasiswa Malaysia yang sudah berkeluarga juga ikut.

Asyik juga sih jalan-jalan, apalagi waktu naek gunung yang curam, kayak mo ke puncak. Cuman bedanya gunung disini plontos alias beOteAka. Yup, ada juga seeh ngeri deket (hihi, payah neeh cowok).

Kira kira gitu lach gambarannya.

Peristiwanya dimulai disini.

Iring iringan tiga mobil yang kami tumpangi sampai ke perbatasan provinsi Sana’a.

Oh iya, di Yaman antar perbatasan provinsi atau bahkan kota, ada penjagaan militer. Disini emang beda ma di Indonesia. Konflik bisa terjadi kapan aja.

Soalnya kepemilikan senjata bebas dimiliki masyarakat, wong satpam kampus aja pegang AK buatan Rusia. Ketua kabilah/suku punya tank baja, ah atuh dah gak aneh. Kalo di Banten (uhuy), jawaranya pegang golok. Disini jawara-nya pegang senjata berat (emangnye batu mas?), bahkan lebih terlatih bertempur, ketimbang militer Negara sendiri. So, sebab itu lah Negara super ati-ati.

Balik ke.. Lap, Top. Nasib naasnya menimpa kami. Sesampainya di hudud/perbatasan. Kami diperiksa selama sekitar setengah jam-an. Dan keputusannya kami gak boleh lewat, dengan alasan; seminggu sebelumnya ada turis Jerman yang di sandera oleh kabilah. Yang keduanya, surat perjalanan dari departemen pariwisata tidak kami kantongi.

Walau pun sedikit kecewa, yaa balik lagi deah. Acaranya dirubah jadi keliling Sana’a. Ane sendiri asyik asyik aja seeh. Kebetulan selama ini belum pernah keliling tempat tamasya di Sana’a. Deuh kaciannya ma yang udah sering jalan jalan ya..

Pertama ke Wadhi(lembah) Dhohr, disini ada rumah diatas batu, atau orang Yaman menyebutnya Darul Hajar.

Keduanya ke Taman AtTsaurah. Lalu ke tebing tinggi, dari sini terlihat kota sana’a. Seperti Jakarta dilihat dari atas monas kale. Dan berakhir ke Taman Bilqis.

Mmmm…. Oh iya, pas makan sore. Yang makan banyak yang kepedesan. Tau gak, kenapa? Yang masak Udzab (mahasiswa yang belum nikah). So, selera pedas yang tersaji. Tapi abis juga tuch, walau reumbay cipanon oge (pada pilek ngedadak, hehe).

Semengat teruuus mode on.

4 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.