Home Jurnal-bebas Kok, bisa gitu ya. Kenapa..?

Kok, bisa gitu ya. Kenapa..?

1230
0

prayer22Inilah sebuah kisah, kisah seorang lelaki yang menghabiskan seluruh waktunya untuk berkelana. Memerah dan berdebu rambutnya, compang camping dan ringkih pula jasadnya.
Terangkat kedua belah telapak tangan, lirih lisan meratap: ya rabb.. ya rabb..
Tetapi Allah tak kunjug mengabulkannya.
Kenapa?
Bukankah Allah maha penyayang? Maha pengasih? Bukankah Allah telah berjanji akan mengabulkan do’a setiap hamba yang meminta kepadanya, Ud’unii astajib lakum…
Ya, Allah maha pengasih, Maha penyayang. Dia maha memberi padahambaNya. Semakin sering seorang hamba meminta dan mendekat kepadaNya, semakin dekatlah Ia.
Lantas kenapa rintihan si lelaki tadi seolah tak dihiraukan. Tidak adilkah Allah?

Kisah tersebut merupakan cuplikan dari sabda rasulullah dari hadis ke 10 pada kumpulan hadis Arba’in Nawawiyah, diriwayatkan oleh muslim.
Selanjutnya Rasulullah menjelaskan penyebab ketidak terkabulan doa seorang lelaki yang beliau kisahkan tersebut. Adalah karena makanannya haram, minumannya aram, pakaiannya haram dan memberi makan dengan yang haram. Maka Allah berfirman: Bagaimana aku akan menjawabnya?

Allah the Justice One

Salah jika kita beranggapan Allah tak adil. Allah Maha adil. Adanya hidup di dunia ini, kematian, alam qubur, dikumpulkannya manusia di padang makhsyar, adanya syurga dan neraka adalah bukti keadilan Allah.
Dunia ini adalah tempat kita berkompetisi menyiapkan segala bekal untuk hidup kekal kita nanti di Akhirat. Ibarat perjalanan, dunia ini tempat transit saja, dan akhirat adalah tujuan kita yang pasti, tak bisa diundur atau dimajukan, tak pula manusia dapat lari dari rangkaian kehidupan yang telah digariskan oleh Allah yang Maha Pencipta dan Pengatur semesta alam beserta segala isinya.
Alam akhirat, adanya syurga dan neraka adalah bukti keadilan Allah. Manusia akan menerima satu diantara keduanya. Manusia tak bisa semena-mena bertingkah laku di dunia ini, karena balasan atas semua perbuatannya akan ia terima.
Adakah keadilan yang melebihi keadilan-Nya. Andai seorang Ariel Sharon atau George W Bush dieksekusi hukum cambuk sampai mati. Adalah sangat jauh dari sebuah keadilan. Berapa ribu manusia tak berdosa mengerang, meregang nyawa karena ulah mereka. Berapa mereka yang terluka, seorang anak yang ditinggal ibu dan bapanya dan… Sungguh tidak adil hanya ditebus oleh satu nyawa.
Tapi Allah maha adil, begitu kulit dan daging hangus terbakar, Dia menciptakannya yang baru untuk di bakar. Ibarat pakaian kotor; direndam, disikat, dibilas, dijemur, disetrika, bila memang masih tersisa setitik noda, dicuci kembali sampai benar-benar bersih. Setelah itu jika ditemukan keimanan walau sebutir atom, dengan rahmat Allah ia dimasukkan ke Jannah.
Tapi seperti kita ketahui, adzab neraka terendah adalah sebutir terkecil neraka yang diletakkan dibawah telapak kaki, mengakibatkan isi batok kepalanya bergolak. Dan ia merasa, dialah orang yang paling tersiksa dari semua penghuni tungku neraka jahannam.
Syurga adalah balasan dari Allah bagi hamba-hambanya yang bertaqwa. Apa yang tak pernah terpandang oleh mata, tak pernah terdengar oleh terlinga, dan tak pernah terbayang oleh imajinasi hati. Balasan dan prestasi sejati bagi seorang manusia.
Maha Besar Allah…. Subhanallah..

Sudah benarkah usaha kita..

Kadang hati ini lelah, jasad ini letih dan kadang kenyataan tak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Dalam islam kita tak bisa serampangan dalam berbuat. Ada koridor yang mesti kita patuhi. Pertama Ikhlas, secara bahasa; jernih, bening atau pure-lah kalo bahasa saya amah (hehe). Maksudnya niatkan segala apa yang kita perbuat tulus karena Allah. Ibarat Air jernih, tak ada campuranwarna merah jambu, pemanis buatan atau bahan bahan pengawet biar tahan lama nongkrong di etalase.
Sebab jika sudah tercampur seperti ini, bukan lagi disebut air jernih, tapi bajigur atau es campur atau kalo nanya ke bang Meggi Z. sich, sepertinya akan dijawab “Anggur Meeerah, toet toet” hehe, joke ah.
Keduanya harus sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, so pasti dengan pemahaman dan penafsiran yang benar. Kedua hal ini berkaitan, tak bisa dipisah satu dengan lainnya. Contoh seorang wanita berjilbab, sudah sesuaikah dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul? Bila sudah, sudah ikhlaskah menutup aurat hanya mengharap keridhaan Allah semata?
Kalau shalat jamaah kenceng hanya karena babeh-nya si die DKM mesjid, deuh rugi banget dech. Coba kalo naitnya tulus ikhlas karena Allah, terus si Babeh ndeketin, hehe yaaaa gak apa-apa banget.
Ngutip perkataan Ust. Syuhada Bahri pada sebuah wawancara di majalah islam. Anggap saja seperti seorang petani mencangkul disawah dengan niat menanam padi. Andai ketika mencangkul kebetulan menemukan belut, itu rezeki. Tapi jika berniat mencari belut, sawah tak kan tergarap. Cape dech.

Resep paling Ampuh and so pasti Mujarab.

Kenapa Rumah Makan Wong Solo, bisa laris, banyak membuka cabang. Atau Om Bill Gate, Bossnya Microsoft tetep kaya meski Softwarenya banyak dibajak. Atau lagi mengapa Pak Soheharto bisa duduk di kursi presiden sekian tahun. Hmm, semuanya punya resep and rumus ampuh.
So kita juga udah pada tahu, resep ampuh menjalani kehidupan ini. Neeh: Usaha yang bener, Doa, terus Tawakal. Gak usah deh dibahas lagi. Just do it. Hehe semoga tulisan ini menjadi advice bagi penulis sendiri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.